Pendidikan di Indonesia Melalui Kecerdasan Buatan: Peluang dan Tantangan
Yakni evaluasi positif tentang diri sendiri dan kehidupan masa lalunya. Dipengaruhi oleh transedensi yang menekankan pada kebersyukuran dimana subjek diajak untuk menumbuhkan rasa syukur atas segala hal yang telah dan sedang terjadi serta mengajak subjek untuk yakin atas hal-hal positf yang dimiliki untuk selalu dikembangkan dan disyukuri
Beberapa remaja memiliki tekanan pada saat ujian yang berdampak buruk terhadap kesehatan mentalnya. Indonesia memiliki persentase sebesar 44% yang mengalami stres disaat mengalami ujian maupun tugas dan 12% siswa yang memiliki perasaan takut tidak https://www.kemenagkabbekasi.com/ naik kelas. Selebihnya adalah siswa yang melakukan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang dikenal dengan fase krusial.
Perkembangan zaman menjadikan pendidikan sebagai komponen penting dalam terbentuknya individu yang tidak hanya cerdas secara akademis saja, melainkan adanya kesejahteraan psikologis yang optimal. Adapun beberapa fenomena yang harus diperhatikan diantaranya : 1. Teknologi dan media sosial yang tentunya sedang meningkat dapat memengaruhi psikologi siswa, tampilan yang tiada hentinya mampu memberikan konten negatif bahkan cyberbullying.
Tuntutan akademis dan karir, dalam hal ini terjadinya tuntutan akademis dan harapan untuk mencapai keberhasilan dalam suatu karir sehingga terciptanya tingkatan stres yang tinggi pada kalangan remaja. 3. Perubahan identitas dan hubungan sosial, dimana remaja sedang berada difase mencari identitas dan interaksi sosial yang kompleks. 4. Tidak setaranya sosial dan ekonomi juga dapat mempengaruhi psikologis siswa.
Yakni keyakinan bahwa hidup seseorang memiliki tujuan dan bermakna. Dipengaruhi oleh kebijaksanaan dan pengetahuan, spiritualitas/transedensi dan keberanian/keteguhan hati karena hampir disemua sesi pelatihan bertujuan untuk mengajak subjek untuk lebih berpikir, merasa dan bertindak positif, menumbuhkan rasa optimis baik di masa lalu dan masa depan.
Yakni adanya hubungan positif yang berkualitas dengan orang lain. Dipengaruhi oleh kemanusiaan dan cinta kasih yang digambarkan sebagai membangun hubungan interperseonal yang menekankan pada sikap empati, kasih sayang dan kepedulian sehingga dapat beradaptasi dengan baik di lingkungannya.
Yakni rasa pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan sebagai pribadi. Dipengaruhi dengan adanya kebijaksanaan dan pengetahuan yang diisi dengan materi pemahaman dan hal yang harus dipersiapkan oleh generasi milenial.
Yakni kapasitas untuk mengelola kehidupan seseorang secara efektif dan dunia sekitarnya. Dipengaruhi oleh keadilan yang didasari dari kekuatan kepemimpinan, keadilan dan menjadi bagian dari kelompok.
Yakni kemandirian dipengaruhi oleh keteguhan hati yang menekankan pada ketekunan dan mengasah kemampuan subjek untuk mempertimbangkan dan menyelesaikan suatu masalah.
Seseorang yang memiliki banyak keterampilan pribadi dan sosial seperti: penerimaan diri, kemampuan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan, coping skill yang efektif cenderung menghindari dari konflik dan stres. Menurut Hurlock kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Mudah tersinggung, (2) Menunjukkan kekhawatiran atau ketakutan, (3) Sering merasa tertekan (stres atau depresi), (4) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang, (5) Kurang semangat dalam menjalani hidup.
Recent Comments