Dari Kimchi hingga Bulgogi: Menu Istimewa di Banquet Korea

Jamuan makan besar atau banquet di Korea adalah sebuah peristiwa yang memukau, sebuah perayaan yang menggabungkan cita rasa, tradisi, dan kebersamaan. Lebih dari sekadar hidangan, setiap piring yang disajikan di meja banquet adalah bagian dari narasi budaya yang kaya. Saat menghadiri acara istimewa seperti pernikahan atau ulang tahun, Anda akan disuguhi aneka menu yang melampaui ekspektasi, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Salah satu ciri khas utama banquet Korea adalah keragaman hidangannya. Meja jamuan tidak hanya diisi dengan satu atau dua menu utama, melainkan puluhan lauk pauk kecil atau yang dikenal sebagai banchan. Meskipun ukurannya kecil, setiap banchan memiliki peran penting untuk menyeimbangkan rasa dan tekstur. Tentu saja, kimchi adalah raja dari semua banchan. Berbagai jenis kimchi—mulai dari yang pedas hingga yang segar—selalu hadir, menjadi simbol identitas kuliner Korea yang tak tergantikan. Selain itu, ada juga japchae, mi ubi yang digoreng bersama sayuran dan daging, yang terkenal dengan rasa manis dan tekstur kenyalnya.

Tidak lengkap rasanya sebuah banquet tanpa hidangan utama daging panggang yang lezat. Bulgogi adalah salah satu menu yang paling dicari. Daging sapi yang diiris tipis, diasinkan dengan saus kedelai manis, kemudian dipanggang hingga empuk dan beraroma. Selain itu, galbi juga menjadi primadona. Dibuat dari iga sapi yang dibumbui dengan saus khusus, galbi menawarkan cita rasa yang lebih kaya dan tekstur yang lembut. Kedua hidangan ini biasanya disajikan di atas pemanggang arang di meja, menciptakan pengalaman interaktif bagi para tamu.

Di samping hidangan daging, banquet Korea juga sering menyajikan hidangan mi dan sup yang menghangatkan. Janchi guksu (mi pesta) adalah mi kuah yang disajikan di acara pernikahan, melambangkan harapan akan umur panjang dan kebahagiaan bagi pasangan. Sup seperti galbitang (sup iga sapi) atau seolleongtang (sup tulang sapi) disajikan untuk memberikan kehangatan dan rasa gurih yang mendalam. Keduanya adalah hidangan yang sempurna untuk menetralisir rasa hidangan lainnya.

Sebagai penutup, hidangan pencuci mulut di banquet Korea sering kali sederhana namun penuh makna. Tteok (kue beras) dengan berbagai isian dan warna melambangkan kemakmuran dan keberuntungan. Minuman tradisional seperti sujeonggwa (minuman kayu manis) atau sikhye (minuman beras manis) disajikan dingin, memberikan sensasi menyegarkan dan membantu pencernaan.

Setiap hidangan yang disajikan di banquet Korea bukan sekadar makanan, melainkan perwujudan dari filosofi yang mendalam. Masing-masing menu, mulai dari kimchi yang pedas https://www.theoliverbanquets.com/ hingga bulgogi yang manis, bercerita tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Korea. Ini adalah perayaan panca indera yang membuat setiap tamu merasa dihormati, disayangi, dan terhubung dengan tradisi yang kaya.